POTRET PERIBADI MUHAMMAD SAW

SINOPSIS

Rasanya tidak mampu untuk saya menahan diri dari tidak meluahkan perasaan dalam tulisan tentang manusia yang paling saya kasihi dalam hati, iaitu Muhammad SAW. Sesungguhnya saya bukanlah sedang menulis tentang seorang pemimpin politik yang sedang menyampaikan manifestonya kepada khalayak bangsanya atau cuba menjelaskan kepada para pengikutnya tentang semua rancangannya, untuk membangun sebuah negara. Tidak! Akan tetapi, saya menulis tentang seorang utusan Allah, yang di utus untuk membawa rahmat bagi umat manusia semuanya.

Saya tidak berkuasa untuk bersikap tidak memihak, kerana saya bukan menulis tentang seorang sultan yang menguasai manusia dengan pedangnya serta mempertakuti manusia dengan kekuasaan, pengaruh dan propaganda yang ada padanya, melainkan saya menulis tentang seorang yang terpelihara dari dosa-dosa. Allah telah melapangkan dadanya, memaafkan semua dosa-dosanya dan meninggikan sebutannya.

“sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu.” (surah Al-Ahzaab (33):21)

Sesungguhnya saya menulis tentang lelaki yang paling dihargai, insan yang paling dimuliakan, manusia yang paling utama dan makhluk yang paling suci. Rujukan saya dalam penulisan ini adalah data cinta yang tersimpan dalam kalbu dan sumber dalam hal ini ada dalam daftar kekaguman yang terukir dalam ingatan.

Saya menulis seolah-olah dengan semua saraf tubuh, urat jantung dan seolah-olah dakwat yang saya gunakan untuknya adalah terdiri daripada darah dan air mata.